Apakah Orang Druze 'Sekutu' Israel Termasuk Muslim?

RUDAL: Apakah Orang Druze 'Sekutu' Israel Termasuk Muslim?

Komunitas Druze kembali menjadi sorotan setelah terlibat dalam bentrokan sektarian di Suriah yang memicu serangan Israel ke Damaskus.  Kelompok ini sering disebut sebagai sekutu Israel, namun identitas keagamaan mereka masih menjadi pertanyaan: apakah mereka termasuk Muslim? 

Asal-Usul dan Kepercayaan Druze

Druze merupakan kelompok etno-religius yang berasal dari Timur Tengah, terutama di Suriah, Lebanon, Israel, dan Yordania.  Agama Druze berkembang dari Ismailiyah, cabang Syiah Islam, pada abad ke-11.  Namun, seiring waktu, kepercayaan mereka berkembang menjadi sistem kepercayaan tersendiri yang menggabungkan elemen-elemen dari Islam, Gnostisisme, Neoplatonisme, dan filsafat lainnya.  Mereka menyebut diri sebagai al-Muwaḥḥidūn, yang berarti "penganut tauhid". 

Meskipun memiliki akar dari Islam, mayoritas penganut Druze tidak mengidentifikasi diri sebagai Muslim.  Mereka tidak mengikuti rukun Islam secara formal dan memiliki kitab suci sendiri yang disebut "Epistles of Wisdom".  Kepercayaan mereka bersifat esoterik dan tidak menerima konversi dari luar, serta menekankan pada reinkarnasi dan kesatuan Tuhan. 

Hubungan dengan Israel

Di Israel, komunitas Druze diakui sebagai kelompok etnis dan agama yang terpisah sejak tahun 1957.  Mereka memiliki peran signifikan dalam masyarakat Israel, termasuk wajib militer bagi pria Druze di Angkatan Pertahanan Israel (IDF).  Banyak dari mereka yang telah mencapai posisi tinggi dalam politik dan layanan publik Israel. 

Namun, identitas mereka tetap kompleks.  Sementara mereka berbahasa Arab dan memiliki budaya Arab, banyak Druze Israel yang lebih mengidentifikasi diri sebagai warga negara Israel daripada sebagai bagian dari komunitas Arab atau Muslim. 

Kesimpulan

Meskipun berasal dari tradisi Islam, komunitas Druze telah mengembangkan identitas keagamaan yang unik dan tidak lagi mengidentifikasi diri sebagai Muslim.  Hubungan mereka dengan Israel menambah kompleksitas identitas mereka, menjadikan mereka sebagai kelompok yang unik dalam lanskap sosial dan politik Timur Tengah.