Bagaimana Desa Bisa Menyediakan Ambulans Gratis?


Bagaimana Desa Bisa Menyediakan Ambulans Gratis?

Ambulans gratis di desa bukan hanya impian — ini adalah kebutuhan nyata untuk memastikan bahwa masyarakat, terutama yang tinggal jauh dari fasilitas kesehatan, bisa mendapatkan pertolongan medis dengan cepat. Ketersediaan ambulans gratis menunjukkan komitmen desa terhadap pelayanan publik yang responsif, inklusif, dan berpihak pada masyarakat kecil.

Berikut ini adalah langkah-langkah dan strategi yang bisa dilakukan desa untuk menyediakan layanan ambulans gratis:


1. Memanfaatkan Dana Desa untuk Kesehatan

Pemerintah desa bisa mengalokasikan Dana Desa (DD) untuk pengadaan kendaraan ambulans dan operasionalnya. Berdasarkan Permendesa No. 8 Tahun 2022 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa, bidang kesehatan termasuk yang diprioritaskan, terutama untuk penanganan gawat darurat, ibu hamil, lansia, dan anak-anak.

Dana bisa digunakan untuk:

  • Pembelian kendaraan (mobil ambulans atau kendaraan modifikasi).
  • Biaya operasional (BBM, perawatan ringan, sopir).
  • Pelatihan petugas penanganan pertama.

2. Pengadaan Ambulans Melalui BUMDes

BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) dapat diberdayakan untuk menyediakan jasa ambulans desa. Keuntungannya:

  • Bisa dikelola secara mandiri dan profesional.
  • Menyediakan pelayanan gratis bagi warga tidak mampu.
  • Bisa disubsidi dari hasil usaha BUMDes lainnya.

BUMDes dapat membentuk unit layanan sosial dengan sistem peminjaman ambulans berbasis permohonan atau rujukan dari kader desa.


3. Bekerja Sama dengan Puskesmas atau Dinas Kesehatan

Jika desa belum mampu membeli sendiri, kerja sama dengan puskesmas atau dinas kesehatan setempat bisa menjadi alternatif. Desa bisa:

  • Menyediakan sopir dan BBM, sementara puskesmas menyediakan ambulans.
  • Menyediakan tempat parkir ambulans di balai desa atau poskesdes.

Kolaborasi ini memperluas jangkauan layanan kesehatan dan mempercepat respon darurat.


4. Pengadaan Secara Swadaya atau Donasi

Desa juga bisa melakukan:

  • Gotong royong warga, penggalangan dana sosial atau CSR dari perusahaan sekitar.
  • Mengajukan bantuan ke pemerintah daerah, provinsi, atau kementerian.
  • Mendekati organisasi kemanusiaan, lembaga zakat, dan yayasan sosial.

Banyak ambulans desa yang lahir dari hasil swadaya masyarakat dan sponsor lokal.


5. Mengatur Mekanisme Penggunaan dan Layanan Gratis

Agar layanan ambulans benar-benar bermanfaat:

  • Buat sistem antrian dan pendataan penggunaan.
  • Pastikan layanan gratis bagi warga miskin, gawat darurat, ibu melahirkan, atau jenazah.
  • Tetapkan jadwal petugas atau sopir siaga.

Pelayanan yang tertib akan membangun kepercayaan dan memperpanjang umur operasional ambulans.


6. Sosialisasi kepada Masyarakat

Warga harus tahu bahwa ambulans desa tersedia dan gratis. Sosialisasikan melalui:

  • Pertemuan RT/RW.
  • Kegiatan posyandu atau PKK.
  • Spanduk di balai desa dan tempat ibadah.
  • Grup WhatsApp warga.

Kesimpulan

Penyediaan ambulans gratis oleh desa bukan sekadar fasilitas, tapi bentuk nyata kehadiran negara melalui pemerintahan desa dalam urusan kesehatan warganya. Melalui dana desa, BUMDes, kemitraan, atau swadaya, desa dapat menghadirkan layanan yang menyelamatkan nyawa dan meningkatkan kesejahteraan sosial. Ambulans desa bukan soal kendaraan — tapi simbol kepedulian, solidaritas, dan kemajuan desa.

Comments