Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Tahap Kedua Berlanjut di Kairo


Delegasi dari Israel dan Hamas melanjutkan negosiasi tahap kedua gencatan senjata Gaza di Kairo pada Jumat (28/2). Pertemuan ini bertujuan untuk memperpanjang gencatan senjata yang akan berakhir pada Sabtu (1/3), serta membahas pembebasan sandera dan penarikan pasukan Israel dari Gaza.

Israel Usulkan Perpanjangan Gencatan Senjata

Menurut sumber keamanan Mesir, Israel mengusulkan perpanjangan fase pertama gencatan senjata selama enam minggu. Namun, Hamas menolak usulan ini dan menuntut agar proses berlanjut ke fase kedua sesuai kesepakatan awal. Fase pertama, yang dimulai pada Januari, telah memungkinkan pertukaran tahanan dan sandera antara kedua belah pihak.

Pertukaran Tahanan dan Sandera

Selama fase pertama gencatan senjata, Hamas membebaskan 33 sandera, termasuk delapan jenazah, sebagai imbalan atas pembebasan hampir 2.000 tahanan Palestina oleh Israel. Pertukaran terakhir terjadi pada Kamis malam, di mana Hamas menyerahkan empat jenazah sandera sebagai bagian dari kesepakatan tersebut.

Tekanan untuk Pembebasan Sandera yang Tersisa

Dengan berakhirnya fase pertama gencatan senjata, keluarga dari sandera yang masih ditahan meningkatkan tekanan pada Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, untuk memastikan pembebasan orang-orang tercinta mereka. Hamas menyatakan bahwa mereka hanya akan membebaskan sandera yang tersisa jika Israel mematuhi semua ketentuan yang telah disepakati sebelumnya.

Negosiasi di Kairo

Negosiasi di Kairo dimediasi oleh Mesir dan Qatar, dengan dukungan dari Amerika Serikat. Pembicaraan ini tidak hanya berfokus pada penghentian perang dan pembebasan sandera, tetapi juga pada peningkatan bantuan kemanusiaan ke Gaza untuk meringankan penderitaan penduduk dan mendukung stabilitas di wilayah tersebut.

Tantangan dalam Negosiasi

Salah satu poin krusial dalam negosiasi adalah penarikan pasukan Israel dari koridor Philadelphi di perbatasan Gaza-Mesir. Israel menegaskan perlunya mempertahankan kehadiran militer di area tersebut untuk mencegah penyelundupan senjata, sementara Hamas menganggap hal ini sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap perjanjian gencatan senjata. Mesir, yang menentang kehadiran militer Israel di perbatasannya, sebelumnya telah menghancurkan terowongan penyelundupan di sisi mereka dan membentuk zona penyangga militer untuk menghentikan penyelundupan.

Situasi Kemanusiaan di Gaza

Sementara negosiasi berlangsung, penduduk Gaza yang kembali ke rumah-rumah mereka yang hancur mulai mempersiapkan bulan suci Ramadan. Meskipun situasi tetap sulit, banyak yang merasa lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya, meskipun masih jauh dari normal. Ramadan adalah bulan suci bagi umat Islam di seluruh dunia, ditandai dengan puasa dari fajar hingga matahari terbenam, peningkatan ibadah, dan kebersamaan keluarga.

Harapan untuk Perdamaian

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, António Guterres, menyatakan bahwa beberapa hari ke depan sangat krusial dan mendesak kedua belah pihak untuk memenuhi komitmen mereka. Masyarakat internasional berharap bahwa negosiasi ini akan menghasilkan solusi damai yang langgeng bagi konflik yang telah berlangsung lama ini, membawa stabilitas dan kesejahteraan bagi semua pihak yang terlibat.

Comments