Imunisasi adalah salah satu cara terbaik untuk melindungi anak dari berbagai penyakit berbahaya. Dengan memberikan vaksin sesuai jadwal yang dianjurkan, sistem kekebalan tubuh anak akan lebih kuat dalam melawan infeksi. Namun, banyak orang tua yang masih bingung kapan waktu yang tepat untuk memberikan imunisasi dan jenis-jenis vaksin yang diperlukan.
Artikel ini akan membahas waktu yang tepat untuk imunisasi anak serta jenis-jenis vaksin yang perlu diberikan sesuai dengan rekomendasi medis.
1. Kapan Sebaiknya Anak Diberikan Imunisasi?
Imunisasi harus diberikan sejak bayi lahir dan berlanjut hingga usia sekolah. Berikut adalah panduan waktu pemberian imunisasi berdasarkan usia anak:
a. Imunisasi Saat Baru Lahir (0 Bulan)
- Hepatitis B (HB-0): Diberikan dalam 24 jam setelah lahir untuk mencegah infeksi hepatitis B dari ibu ke bayi.
b. Imunisasi Usia 1 Bulan
- BCG: Mencegah tuberkulosis (TBC), terutama bentuk berat seperti meningitis TB.
- Polio (IPV/OPV-1): Melindungi dari virus polio yang dapat menyebabkan kelumpuhan.
c. Imunisasi Usia 2, 3, dan 4 Bulan
- DPT-HB-Hib (3 dosis): Melindungi dari difteri, pertusis (batuk rejan), tetanus, hepatitis B, dan Haemophilus influenzae tipe B.
- Polio (IPV/OPV-2, 3, 4): Melanjutkan perlindungan terhadap polio.
- PCV (Pneumococcus): Mencegah infeksi bakteri pneumokokus yang bisa menyebabkan pneumonia, meningitis, dan infeksi telinga.
d. Imunisasi Usia 6 Bulan
- DPT-HB-Hib (dosis ke-3)
- Polio (IPV/OPV-4)
- PCV (dosis ke-3)
- Rotavirus: Mencegah diare berat akibat infeksi rotavirus.
e. Imunisasi Usia 9 Bulan
- Campak atau MR (Measles-Rubella): Mencegah campak dan rubella.
f. Imunisasi Usia 12 Bulan ke Atas
- Varicella (Cacar Air): Mencegah cacar air.
- Hepatitis A: Melindungi dari infeksi virus hepatitis A.
- PCV Booster: Meningkatkan perlindungan terhadap pneumonia dan infeksi pneumokokus lainnya.
- Japanese Encephalitis (JE): Mencegah penyakit ensefalitis Jepang yang dapat menyerang sistem saraf.
g. Imunisasi Usia 18 Bulan
- DPT-HB-Hib Booster: Meningkatkan perlindungan terhadap difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, dan Hib.
- Polio Booster: Meningkatkan kekebalan terhadap polio.
- Campak/MR (dosis ke-2)
h. Imunisasi Usia 2 Tahun ke Atas
- Tifoid: Mencegah demam tifoid akibat bakteri Salmonella typhi.
- Hepatitis A (dosis ke-2)
i. Imunisasi Usia 5-6 Tahun (Sebelum Masuk Sekolah)
- DPT Booster: Mencegah difteri, pertusis, dan tetanus.
- Polio Booster
- MR Booster
j. Imunisasi Usia 10-12 Tahun (Masa Pra-Remaja)
- HPV (Human Papillomavirus): Mencegah kanker serviks (pada anak perempuan) dan penyakit akibat HPV lainnya.
- Tdap: Booster untuk tetanus, difteri, dan pertusis.
2. Jenis-Jenis Imunisasi yang Wajib dan Tambahan
Imunisasi dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu imunisasi wajib dan imunisasi tambahan.
a. Imunisasi Wajib
Imunisasi ini direkomendasikan oleh pemerintah dan organisasi kesehatan seperti WHO untuk mencegah penyakit berbahaya yang dapat menyebabkan kecacatan atau kematian:
- Hepatitis B – Mencegah infeksi hati.
- BCG – Mencegah tuberkulosis.
- Polio – Mencegah kelumpuhan akibat virus polio.
- DPT-HB-Hib – Melindungi dari difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, dan infeksi Hib.
- Campak/MR – Mencegah campak dan rubella.
b. Imunisasi Tambahan (Opsional)
Imunisasi ini tidak wajib tetapi direkomendasikan untuk perlindungan tambahan:
- Rotavirus – Mencegah diare berat.
- PCV (Pneumococcus) – Mencegah pneumonia dan infeksi pneumokokus lainnya.
- Varicella – Mencegah cacar air.
- Japanese Encephalitis (JE) – Mencegah infeksi otak akibat virus ensefalitis Jepang.
- Hepatitis A – Mencegah infeksi hati akibat virus hepatitis A.
- Tifoid – Mencegah demam tifoid.
- HPV – Mencegah kanker serviks dan penyakit akibat HPV.
3. Mengapa Imunisasi Penting untuk Anak?
Imunisasi memberikan banyak manfaat bagi kesehatan anak, di antaranya:
✅ Melindungi anak dari penyakit serius seperti campak, polio, difteri, dan hepatitis.
✅ Mencegah penyebaran penyakit ke orang lain, terutama bayi dan orang dengan sistem kekebalan lemah.
✅ Menghindari komplikasi penyakit yang bisa menyebabkan kecacatan atau kematian.
✅ Mengurangi risiko wabah penyakit di masyarakat.
4. Apakah Imunisasi Aman?
Ya, imunisasi aman dan telah melewati uji klinis sebelum diberikan kepada anak. Beberapa efek samping ringan yang bisa terjadi setelah imunisasi, seperti demam ringan, bengkak di tempat suntikan, atau rewel, adalah hal yang normal dan akan hilang dalam beberapa hari.
Namun, jika anak mengalami reaksi alergi yang serius, segera bawa ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.
Kesimpulan
Imunisasi sangat penting untuk melindungi anak dari berbagai penyakit berbahaya. Vaksin harus diberikan sesuai jadwal agar perlindungan terhadap penyakit tetap optimal. Selain imunisasi wajib, beberapa imunisasi tambahan juga dianjurkan untuk memberikan perlindungan ekstra.
Sebagai orang tua, pastikan anak mendapatkan imunisasi lengkap sesuai jadwal. Jika ragu atau memiliki pertanyaan, konsultasikan dengan dokter atau tenaga kesehatan.
Apakah anak Anda sudah mendapatkan imunisasi lengkap? Bagikan pengalaman Anda di kolom komentar!
Comments
Post a Comment
silahkan di komentar anda